Selasa, 03 Februari 2009

New Beauty Bible



I Want A Car, Papa !


Seorang pemuda sebentar lagi akan di-wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payah-nya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.
A young man was about to graduate soon from the university. That was the end of his hard work after a few years.



Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobilsport, Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya.
A couple of months ago, he went passed a showroom, and right at that time, he fell in love with a sports car. He kept thinking about that car and imagined that one day, on his graduation day, his Dad would buy him that car.


Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya. Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
He was so sure that his Dad would buy him the car as he was the only child and his Dad really loved him. He imagined that he would be so happy, he could drive his Dad off to work, and pick him up from work, he could take his friends around the city and have fun, etc. He couldn’t imagine how much fun and happiness he would get once he got the car, and he poured out that dream on his family and friends.The day arrived and that evening, after the graduation, he walked toward his Dad quickly and surely.


Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!
His Dad smiled, tears drowned his eyes, he was too happy and proud of his son to be able to say anything more. He loved his son very much.Then he handed over a gift to his son,… no it was not a key!


Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Alkitab yang bersampulkan kulit asli, di kulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan alkitab ini untukku?"With a broken heart, the son took that gift, with a disappointment he opened the gift and underneath the wrapping, he found a BIBLE which was covered with pure leather and there, he found his name engraved in golden material.He couldn’t believe it, Bible was not the thing he ever wanted on his graduation day. He was angry and yelled, “What? With all the money you have….you can only afford this for me?”

Lalu dia membanting Alkitab itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.He tossed the Bible on the ground and ran away from his Father. His father couldn’t say a word, his heart was too small and broken into even smaller pieces, he stood and froze, watched by thousands of graduates, post graduates and others.


Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses, dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang.Years had passed, the young man had succeeded, he had grown to be a very bright gentleman and he was respected for the power and position he obtained. He was blessed with a beautiful wife and three very bright children.He left his father after that graduation day...since he could do anything alone.Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.


Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu.Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sometimes he missed his Dad, but that day had hurt him since.Until one day, there was a letter sent from the court stating the will of his father before he had passed away.


Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya.
He called the lawyer and they went to his ‘old’ house. When he stepped his foot in, he felt a deep sadness, he remembered all memories he had in that house. He couldn’t feel much worse than that, visualizing the scene where he treated his Father unrighteously. He regretted everything he had said to his Father on his graduation day. There he shed his tears when he opened his father’s storage box and found the gift his Father gave him on that day. Tears couldn’t stop flowing down his cheeks, he picked the bible up, he carefully peeled the sticky tape off the torn out wrapping, which his Father used to mend it. “What!?? With all the money you have……you can only afford this for me?” He clearly heard what he said on that day to his father. The flood of tears ran down his face.He opened the first page, there written, “And you who are evil, know the good things you can give to your children, how the Father in Heaven won’t give you what you ask for”.Finished reading it, there was something dropped from the back of the bible. He picked it up.It was a car key, with a key ring, with the name of the showroom where he wanted the car from. He flipped through the pages and stopped at the last page where he found all of the documents needed for the car. And the receipt was dated a day before his graduation day.


Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelek terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Alkitab itu, masih terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu. Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Alkitab itu dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Alkitab itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Dan kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, bagaimana Bapa-mu yang di sorga akan memberikan apa yang kamu minta kepada-Nya?"
He quickly ran to the garage. The car was still wrapped in plastic wrapping, even the insides. He was brushing the dust off the stirring wheel when he saw something on the dashboard. It was his Father’s picture, looking so proudly at his son…HOW MANY TIMES DO WE MISS GOD'S BLESSINGS BECAUSE WE CAN'T SEE PAST OUR OWN DESIRES?


Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Alkitab itu. Dia memungutnya, ....sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, dan menemukan di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu.Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga. Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........ Count your many blessings and see what the LORD has done.No body has ever gone blind seeing the brighter side of the future.I just want us all to always remind each other of God’s better purpose in our lives.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar