
Mengenali Kebutuhan Psikologis & Mengantisipasi Perubahan Kebutuhan
Dari penyelidikan psikolog perkembangan : Piaget dan Kohlberg, diketahui bahwa proses perkembangan moral adalah proses perkembangan otak. Karena itu perkembangan moral berhubungan erat dengan perkembangan kognitif seseorang. Anak kecil belum dapat membuat pertimbangan moral, sampai mereka telah mencapai taraf tertentu dalam kematangan berpikir. Supaya kita tidak mengharapkan yang belum mungkin, sebaliknya supaya kita memanfaatkan kesempatan bila saatnya tiba, maka perlu kita perhatikan temuan para pakar ini.
I. Anak usia : 2 - 7 tahun.
Dari penyelidikan diketahui bahwa anak diantara usia 2 - 7 tahun belum mampu membuat pertimbangan-pertimbangan tentang baik/buruk suatu perbuatan. Mereka patuh untuk melakukan suatu perbuatan tertentu adalah untuk menyenangkan orang tua dan mendapat pujian ; serta tidak melakukan suatu perbuatan yang dilarang adalah karena takut akan hukuman.
II. Anak usia 7 - 10/11 tahun
Anak usia ini mulai memahami dan mengunakan konsep. Maka konsep kejujuran mulai dapat diajarkan, demikian juga konsep tentang ketidak jujuran dan akibatnya . Hati nurani anak mulai terbentuk dan ia mulai mempunyai standar tentang baik buruk sebuah perbuatan. Cara berpikirnya masih sangat terbatas pada apa yang nyata dan konkrit dan ia belum sanggup melihat dari sudut pandang orang lain.
III. Anak usia 10/11 - 13 tahun.
Anak SD kelas tinggi sudah mulai dapat berpikir kearah abstrak dan sanggup melihat dari sudut pandang orang lain. Ia sudah dapat membedakan motivasi yang ada dibelakang sebuah perbuatan dan dapat mempertimbangkan perbuatan dari segi motivasi/niat itu. Namun standar tentang baik/buruk masih terdapat di luar anak tersebut, masih ditentukan orang lain.
IV. Anak usia 13 - dewasa.
Remaja dan pemuda telah sanggup berpikir abstrak dan membuat hipotesa. Mereka sekarang mempunyai standar tentang yang baik/buruk perbuatan dari diri mereka sendiri. Pada usia ini tingkah laku moral yang sesungguhnya baru timbul. Masa ini perlu digunakan baik-baik untuk menanamkan kesanggupan berpikir mandiri dan bertanggung jawab dalam membuat penalaran moral.Para remaja sanggup menginterpretasi penilaian moral dan menjadikannya sebagi nilai pribadi. Dari penelitian diketahui bahwa perkembangan mempribadikan konsep (internalisasi) terjadi melalui identifikasi dengan tokoh yang dianggap sebagai contoh/model, (hero worship).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar